Ini Makanan Yang Unik, Buat Pelanggan Tertarik



Tangerang : Sepulang main dari rumah teman saya di Serpong , perut saya kok tiba-tiba kerasa lapar , saya pernah lewat ada sate yang unik di bintaro sektor 9 tepatnya disamping kanan tempat cuci mobil yang didepan Circle K sektor 9 .
Tepatnya di awal Jalan Senayan Utama HB 1 Nomor 5 terdapat gerobak seperti angkringan yang berhiaskan tirai merah dan lampion-lampion yang bergantungan. Berdekatan dengan Jalan Maleo, gerobak bernuansa Jepang ini berada di depan bengkel besar yang tutup pada malam hari.
Tempatnya kelihatan kecil seperti tempat dijualnya sate ayam kaki lima gerobak biasa, cuma bedanya terlihat lebih catchy dengan kain-kain yang digantung di gerobaknya dan tertera tulisan "sate khas jepang" Di belakang gerobak ternyata ada lesehan, ada kiranya 2 hamparan lesehan cukup luas buat yang ingin makan sambil selonjoran. 

Sate tersebut tidak begitu berbeda dengan sate pada umumnya, hanya memiliki bumbu yang khas seperti daerah asalnya. sang pemilik kedainya mengatakan bahwa daging ayamnya dipih dari ayam yang berusia tidak terlalu tua, agar mendapatkan daging yang empuk.
“Selain bumbunya yang khas Jepang, dagingnya juga dipilih dari ayam yang muda namun sudah besar. Dan dipisah dari lemak atau gajihnya, jadi kita pakainya hanya kulit, daging paha, daging dada, dan tulang muda,” ujar Dandi atau ceper si pemilik kedai tersebut .

Setelah saya parkir motor , saya hampiri yang jaga ada dua orang disitu, yang satu pakai topi , yang satu botak namanya Ceper waktu saya tanya , dan ternyata dialah pemilik tempat ini.
Dengan lahap saya icip satu-satu rasa teksturnya empuk daging ayamnya, kulitnya juga enak agak crunchy gitu, yang bikin beda bumbunya dia pake kaya kecap manis gitu kaya bumbu teriyaki kali ya, cuma rasanya unik, onigirinya juga dibakar sebentar gitu jadi terasa hangat.

Yakitori kulit menjadi menu yang paling banyak dipesan para pelanggan. Menurut Dandi sendiri, karena banyak yang menyukai tekstur renyahnya setelah dibakar.
Berbeda dengan sate madura yang menggunakan lemak, sate ini sama sekali tidak menggunakannya. Dandi menambahkan, yakitori sendiri memang tidak menggunakan lemak sama sekali. Kulitnya pun dipisahkan dari lemak, agar mendapat tekstur yang renyah setelah dibakar.


Bumbu yang gurih namun manis, serta teksturnya kental seperti sagu. Bumbu khas tersebut menutupi daging paha yang sangat lembut. Untuk yang suka daging dengan tekstur lebih padat, dapat memesan bagian dada. Sedangkan Yakitori kulit memang terasa renyah, bercampur gurih dan manisnya saus terasa sangat pas.
Onigiri yang disajikan ternyata dibakar bersama satenya, juga diolesi bumbu yang sama saat di pembakaran. Nikmat dimakan saat panas, begitu turun dari pembakaran. Ketika dibelah mengeluarkan asap tipis dengan potongan gilingan daging tuna yang kemerahan di dalamnya.
Sang pemilik yang sebelumnya menjadi juru masak di sebuah restoran Jepang membawa menu tersebut menjadi peluang usahanya. Keluar dari pekerjaannya sebelumnya membuatnya fokus untuk mengembangkan usaha tersebut. Terhitung hingga sekarang terdapat enam cabang yang tersebar di Jakarta dan Yogyakarta.
Usahanaya pun bisa dibilang sangat berhasil dengan melihat pengunjung yang selalu ramai dan daging ayam yang selalu habis dalam jumlah banyak dalam setiap harinya , wajar jika usaha kuliner unik milik dandi ini ramai selain harganya yang sangat bersahabat dengan kantong masyarakat rasa dari sate serta onigirinya pun terbilang sangat enak , sehingga tak membuat pengunjungnya kapok untuk selalu berkunjung dengan mengajak teman-temanya yang ingin mencicipi sate unik khas jepang ini .

Dalam satu hari tempat ini dapat menghabiskan sepuluh hingga 20 kilogram daging ayam segar. Sedangkan onigiri diproduksi 30 hingga 50 buah dalam satu harinya.

Buka mulai pukul 18.00 WIB dengan empat karyawan, hingga tutup pada pukul 12.00 WIB. Mayoritas pembelinya adalah kalangan pekerja yang pulang dan penduduk sekitar Bintaro. Masuk ke jam malam sekitar pukul 21.00, mayoritas pengunjung merupakan anak muda yang datang bersama temannya.
Sementara Fajar, salah satu warga Ciledug yang merupakan pelanggan sate Jepang ini mengatakan menu favoritnya di sini ialah Yakitori kulit.
“Yakitori kulitnya ranyah, pas banget sama bumbunya yang gurih,” ujar Fajar.

Jika Anda ingin mengunjungi kedai Sate Jepang ini, hindari jam makan malam, karena selain tempat duduk lesehan yang penuh, Anda pun akan bingung mencari tempat parkir. Karena banyak mobil yang antre untuk membeli. Buka setiap hari, hanya libur dua kali selama satu bulan, biasanya pada hari Kamis.
 Gak sadar ada perempuan cantik duduk disebelah saya, sekalian modus saya tanya-tanya aja, ternyata dia baru pertama kali nyobain ini, baru pulang kerja trus cuci mobil di sebelah, laper jadi cobain satenya deh, rumahnya di belakang sekolah Global sih katanya, kata si cantik sih enak juga satenya, dia pesan sekalian buat orang-orang rumahnya deh, sambil makan saya ngobrol-ngobrol basa-basi deh sama si cantik. Dan saya nambah beberapa tusuk sate dan onigirinya.
Ah, kenyang saatnya bayar dan pamit sama si mbak cantik, saya habis Rp.25.000,- . Lumayan mahal dibanding sate ayam gerobak biasanya, tapi dengan keunikan dan sesuatu yang baru patut dicoba buat yang lagi lapar dan sedang di bintaro .

Penulis : Trio Mario
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar